Home » » Wanita Cantik Yang Mengaku Sebagai Istriku 2

Wanita Cantik Yang Mengaku Sebagai Istriku 2


“saya akan menjemput istri anda dulu, tadi dia sedang pergi membeli beberapa bahan makanan di mall” ucap sopir itu berpamitan.

“Membeli bahan makanan di mall? Ini kehidupan kelas atas” desah Ahmad dalam hati dengan dada berdegub kencang.

Ahmad terus terduduk di sofa tanpa berkata kata, pikirannya disibukkan oleh rasa ingin berterus terang atau menipu. Kalaupun ia menipu dan ketahuan, ia bisa beralasan bahwa ia lupa ingatan sehingga mau saja diajak kerumah itu.

Tapi Ahmad juga  ingin memastikan dimana pria yang menjadi suami wanita itu berada? Dan mengapa ia sangat mirip dengannya?. Ahmad yakin tidak memiliki saudara kembar, tidak ada cerita mirip sinetron atau apapun di keluarga sederhananya, dan tidak ada yang pernah disembunyikan. Ahmad memang benar-benar anak ayah dan ibunya.

Beberapa saat kemudian terdengar mobil berhenti diteras rumah, tampaknya wanita yang mengaku istrinya telah datang. Suara langkah kaki mendekati pintu rumah, terdengar suara sopir berpamitan pergi lalu suara seorang wanita mengizinkannya pergi, dada Ahmad berdegub makin kencang. Ahmad belum siap, ingin rasanya ia bersembunyi.

Tiba-tiba pintu telah dibuka, ingin rasanya Ahmad menutup mukanya, tetapi ia merasa tidak sanggup ketika telah melihat wanita itu.

Wajah itu sangat cantik, tiada bandingannya dalam dunia nyata yang pernah dilihat Ahmad. 

Wajahnya mirip artis bintang film Korea Selatan yang dulu sering ditonton teman-temannya, film itu judulnya Full House, dan wanita itu mirip Sung Hye Kyo yang berperan sebagai Han Ji Eun. 
Sayangnya ia tidak berhijab, dimana Ahmad selalu mendambakan wanita berhijab sebagai istrinya.

“Suamiku…” ucap wanita itu dengan lembut sambil menatap Ahmad dengan mata berkaca kaca. Suaranya seperti nyanyian yang melenakan ditelinga, dan wajahnya seperti khamr  yang memabukkan, hampir hampir Ahmad pingsan mendengarnya.

“Ahmad… kenapa kamu diam?” tanyanya pada Ahmad, Ahmad terhenyak, “namaku memanglah Ahmad, mungkinkah semua yang kurasakan sebelum kecelakaan yang menimpaku hanya mimpi? Dan ini yang sesungguhnya?”.

“setelah kecelakaan itu aku selalu mencarimu, jasadmu belum ditemukan jadi aku yakin kamu masih hidup. Kamu pergi dengan amarah sebelum mobilmu mengalami kecelakaan, aku yakin kamu kabur dari aku, sehingga meski jasadmu belum ditemukan, kamu tidak mau kembali ke rumah..” ucap wanita itu lagi.

Kali ini Ahmad mulai menebak apa yang sebenarnya terjadi, suaminya yang sebenarnya mungkin mengalami kecelakaan dan meninggal atau mungkin masih hidup tapi tak mau kembali. Ini artinya kalau Ahmad mau, selamanya ia bisa menggantikan suaminya. Tapi kenapa namanya juga sama dengan nama Ahmad? Begitu juga wajahnya?. Ahmad masih diam tak tahu harus menjawab apa.

Wanita cantik itu masih terus berdiri didepannya dan menatapnya, ia menunggu jawaban dari Ahmad. Ini adalah saat terpenting baginya untuk memutuskan masa depannya, apakah meninggalkan masa lalunya dan menggantinya dengan sesuatu didepan matanya saat ini?, atau tetap menganggap masa lalunya itu ada dan masa depan didepan matanya adalah sesuatu yang palsu?.

Tiba-tiba Ahmad teringat dengan ibunya yang mungkin saat ini sedang bersusah payah berjualan di pasar di bawah terik matahari, dan bapaknya yang mungkin sedang mencangkul di ladang orang sambil menyeka keringatnya. Rasanya ia tidak bisa menghianati  mereka, dan juga ajaran-ajaran mereka selama ini mengenai kejujuran. Tiba-tiba Ahmad beristighfar kepada Allah.

“Maaf mba, saya memang Ahmad, tapi saya bukan suami anda, saya juga orang yang miskin dan tidak pernah menikmati tempat tinggal semewah ini, membayangkannya juga tidak berani.

Untuk istri, saya juga belum pernah menikah, tapi saya selalu membayangkan wanita muslimah biasa dengan jilbab yang sederhana adalah wanita yang akan menjadi istri saya. Untuk wanita seperti anda, saya membayangkannya saja juga tidak berani..”

Wanita itu menatap Ahmad dengan diam, ada ekpresi keterkejutan di wajahnya, “apa dia mengira aku berpura-pura sebagai orang lain?” piker Ahmad.

Tiba-tiba seorang pria keluar dari sebuah ruangan di rumah itu, ia adalah guru Ahmad di majlis ta’lim, ia menggandeng kedua orang tua Ahmad.

“Ahmad, wanita ini adalah seorang Muallaf yang baru saja masuk Agama Islam, namanya Susan, usianya sama dengan usiamu, dia datang kepadamu dan meminta dicarikan seorang laki-laki yang mampu membimbingnya dalam Agama Islam.

Selain itu, ia menginginkan laki-laki yang Qona’ah dan pandai bersukur, amanah dan jujur, dan tidak mudah tergiur dengan dunia. Karena dia tahu bahwa urusan duniawi terutama harta, tahta, wanita, bisa menyebabkan seseorang tidak setia lagi pada istrinya, keluarganya, bahkan menghianati agama dan Tuhannya.

Aku menawarkanmu nak, karena menurutku kamu yang paling sesuai dengan semua kriteria yang diminta Susan. Dan dia diam-diam telah mengamatimu, dan tahu bahwa kamu orang yang jujur, amanah, pandai dalam ilmu agama serta mampu membimbingnya dalam Islam.

Tetapi dia belum memiliki bukti bahwa kamu orang yang tidak akan tergiur dengan pangkat, harta, dan wanita. Karena semua fitnah dunia bisa menghancurkan semua yang lainnya. Tiba-tiba secara kebetulan kamu ditimpa kecelakaan. Kami juga sudah tahu menurut keterangan dokter kamu tidak mengalami gegar otak atau masalah apapun dengan ingatanmu. Lalu kami merencanakan semua hal yang kamu alami saat ini untuk mengujimu.

Kami sempat takut kamu tidak akan lolos ujian ini ketika kamu tidak segera mengakui siapa sebenarnya kamu di rumah sakit, dan juga ketika sampai disini. Bahkan kamu masih terdiam ketika melihat Susan ini datang.

Tetapi saat ini kami sudah lega, ternyata aku menawarkan orang yang paling tepat menurut kriteria laki-laki yang diinginkan Susan.”

Ahmad langsung berdiri, ia mendatangi gurunya dan mencium tangannya, lalu memeluk kedua orang tuanya. Ia merasa bersyukur ahirnya telah berani berkata jujur dan meninggalkan nafsu dunia yang sempat membelenggunya. Sehingga ahirnya ia malah mendapatkan semua yang tadinya kepalsuan menjadi kenyataan.

Manusia kadang mengorbankan akal sehat dan keimanannya ketika melihat peluang untuk memperoleh suatu kekayaan atau apapun itu, tanpa menyadari bahwa bila ia tetap memegang prinsip kebenaran, bisa jadi ia akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari  itu dan tanpa kepalsuan di dalamnya.

Seperti kisah orang yang menemukan dompet berisi uang satu juta, ia tidak sadar ada cek bernilai 300 juta didalam dompet dan memilih mengambil uang satu juta itu dan membuang dompet tersebut. Padahal tidak lama setelah itu ada orang yang memungut dompet tersebut dan mengembalikan pada yang punya, ketika itu yang punya dompet telah bersumpah akan memberikan uang 10% dari cek yang tersimpan di dompet, sekaligus uang satu juta itu.


0 komentar:

Posting Komentar

Suplier Dagangan Solo. Diberdayakan oleh Blogger.
JIM Smart BBM ukuran 300 x 250
Si Tukang Tidur Main Adsense 160x60