INI RAHASIA PEMICU DEMO BESAR UMMAT ISLAM







Demo bela fatwa MUI dan bela Islam jilid satu dan dua menyisakan sebuah tanda Tanya besar, kenapa bisa gerakan ini mengumpulkan massa yang lebih besar dari massa yang berhasil dikumpulkan di lapangan Ikada pada masa kemerdekaan, bahkan massa yang berkumpul tahun 98 untuk menggulingkan Soeharto yang sangat kuat berkuasa di Indonesia?. Dalam hal ini sangat terlihat Presiden Joko Widodo juga Nampak terkejut, bahkan beberapa partai pendukungnya mulai ketakutan bahwa massa ini nantinya akan digerakkan untuk menggulingkan presiden.

AHOKERS MENGINGATKAN ZAMAN PKI MEMBUAT AHOK DIBENCI





Ummat Islam yang sering membuka berita secara online saat ini mulai menyadari satu hal, hampir semua media besar saat ini dikuasai oleh kekuatan sekuler dan anti Islam. 

GROSIR DRESS 75.000AN

75.000 
Gamis Bahan Misby Ld 100-130, Pb 135-138
Ser 5 Warna 75.000/pcs

GROSIR GAMIS ANAK MULAI 75.000

75.000
 Gamis Mat. Katun Bangkok Uk. L Anak
Khimar Ceruty
Seri 4 Warna 75.000/Pcs

GROSIR GAMIS SYAR'I MULAI 100.000AN

115.000
 Gamis. Mat. Misbi, Ld 100-130, Pb 135-138
Khimar Diamon Crepe
Grosir 5 Warna 115.000/Pcs

TESTIMONI PELANGGAN SDS & SGS

 Ini Adalah Sebagian Testimoni Dari Beberapa Pelanggan Kami Yang Mewakili Dari Ratusan Dan Ribuan Pelanggan Kami Yang Lain...


ECER HARGA GROSIR !!!


ecer 80.000, 3pcs 75.000, 6pcs 70.000

PERALATAN RUMAH TANGGA SUPER MURAH


Peralatan Rumah Tangga Super Hemat, Untuk Pembelian 3 Pcs Ke Atas Akan Mendapatkan Potongan

1 Set Teflon 2 Pcs Cuma 75.000

SUPLIER DAGANGAN SOLO JUAL MAKANAN BEKU KHAS JEPANG HALAL DAN MURAH!!!

Suplier Dagangan Solo Menjual Makanan Beku Khas Jepang Yang Halal Dan Higienis Dengan Harga Yang Sangat Terjangkau Dibanding Bila Anda Membeli Di Mall. Atau Bila Anda Membeli Di Restorant Makanan Jepang.

Anda Bisa Berkreasi Membuat Makanan Jepang Sendiri Di Rumah Dengan Praktis Dan Ekonomis.

Gyoza Kemasan sedang 7.000/ kemasan besar 14.000

Kertas Sebenarnya Yang Berharga


Cerita ini mengkisahkan sebuah peristiwa di kota kecil yang berada di lereng sebuah gunung. Kota kecil yang dingin itu terasa sangat nyaman dan sejuk. Pepohonan yang rindang banya tumbuh dimana-mana. Para penduduk di kota tersebut memiliki kebun-kebun bawang, kubis, dan strawberry.

Dibalik kenyamanan dan ketentraman kota kecil itu, ada satu kekurangan yang patun diprihatinkan. Mereka enggan belajar ilmu agama. Mereka enggan menghadiri kajian-kajian kitab di masjid, sehingga membuat geram beberapa tokoh alim dan ulama’.

Suatu hari datanglah sebuah keluarga yang berpindah ke kota kecil tersebut dan membeli sebuah rumah. Tanah di kota itu masih murah, pak Ridwan, kepala keluarga yang baru datang tersebut membeli sebuah rumah kecil yang sebagian besarnya masih dari kayu yang sudah rapuh. Pak Ridwan berprofesi sebagai pedagang bakso keliling, tetapi ia sangat rajin menghadiri majlis taklim, bahkan sejak dari tempat tinggalnya yang lama. Ia juga belajar di pesantren dari semenjak kecil.

Pada suatu pagi yang cerah di hari Jum’at, Pak Ridwan menemukan selembar kertas terselip di pintu rumahnya. Di kertas itu tertulis banyak huruf-huruf Arab dan dalam Bahasa Arab, penuh dari atas sampai bawah. Awalnya Pak Ridwan hendak membuangnya, akan tetapi karena hatinya tidak mengizinkan karena berfikir mungkin itu sebuah amanah yang harus dibacanya, Pak Ridwan segera masuk dan membaca tulisan itu.

Sebagai orang yang tekun belajar Bahasa Arab dan kitab-kitab, tidak susah bagi Pa Ridwan untuk memahami isi tulisan kertas di tangannya. Betapa terkejutnya Pak Ridwan, kertas itu berisi pengumuman bahwa seorang saudagar dari Arab siang itu akan datang ke kota kecil tersebut dan memberikan uang senilai 100 juta kepadanya. Uang itu harus segera diambilnya di rumah seorang kiyai desa sebelum shalat Jum’at, karena setelah salat Jum’at, saudagar itu akan pergi.

Untuk mengambil uang, Pak Ridwan hanya harus membawa surat tersebut, dan menunjukkannya.
Siang itu Pak Ridwan bergegas ke rumah Kiyai sambil berangkat ke Masjid untuk menunaikan salat Jum’at. Tak lupa ia membawa tas kecil yang telah disiapkan gemboknya. Ia benar-benar mendapatkan uang 100 juta tersebut.

Esoknya Pak Ridwan membeli dua bidang kebun seharga 30 juta dan 20 juta, sebuah mobil sedan bekas yang lumayan bagus seharga 25 juta, dan membangun sebagian rumahnya yang masih berdinding kayu rapuh diganti dengan tembok . Seperti lazimnya kehidupan di kota kecil, tetangga-tetangga Pak Ridwan mulai kasak kususk dengan kemajuan Pak Ridwan, bahkan ada yang mengiranya memelihara pesugihan. Dan ahirnya ada seseorang yang berani bertanya.

“Kenapa bapak ahir-ahir ini memiliki kemajuan yang sangat pesat? Padahal usaha jual Baso keliling pak Ridwan biasa-biasa aja pembelinya,” Tanya tetangga tersebut.

Pak Ridwanpun berkisah perihal kertas yang diperolehnya. Lalu ia menunjukkan kertas tersebut pada tetangganya. Beberapa tetangga yang lain yang melihat mereka segera berbondong bondong datang dan berkumpul.

“Kertas ini pak..? wah saya juga dapat pak, langsung di buat pesawat pesawatan dari kertas sama anakku, Lha ga tahu maknanya” ucap tetangga Pak Ridwan sambil menepuk jidatnya.

“Wah aku masih nyimpan, malam ni baru mau aku tanyakan ke Pak iyai apa artinya.., tapi sudah terlambat ya ternyata..” ucap yang lain.

Aku juga dapat, langsung dibuang istriku ke tempat sampah” ucap yang lain.

“kalo punyaku dikira jimat atau rajah atau untuk ngisi kekuatan badan yang sengaja diselipkan di pintu, jadi sama anakku dijahit didalam sabuknya..” ucap yang lain.

“Jadi sebenarnya kalian semua juga dapat surat itu?” Pak Ridwan geleng-geleng kepala.

Pak Kiyai yang sedang lewat di depan rumah Pak Ridwan tersenyum menatap mereka semua.

“itulah gunanya kalian belajar ilmu dari Ustad, mengkaji Al-Qur’an dan lain sebagainya.
Ketahuilah, banyak sekali hadiah pahala dari Allah yang kalian lewatkan karena kalian tidak memahami agama sama sekali.

Cepatlah datangi ahlinya untuk menerjemahkan Al-Qur’an dan Hadits dan mengetahui semua hadiah-hadiah yang dijanjikan Allah dan saratnya sebelum kalian kehabisan waktunya”.



Pria Yang Menempelkan Wajahnya Di Kaca Restoran 2


Tak terasa musim hujan telah datang.  Kota kecil tempat Mina tinggal tiap hari hujan. Restoran tempat Mina bekerja menjadi sepi meski hari telah sore, padahal biasanya sore hari restoran itu lumayan ramai.

Mina bekerja dengan beberapa kawannya bila sore. Hari itu hujan sangat deras, dan mereka dengan malas menyandarkan badan mereka di kursi-kursi restoran yang sepi. Kursi-kursi itu semi sofa dan berbusa di bantalan tempat duduk serta punggungnya, sehingga sangat nyaman untuk bersantai-santai bila kondisi restoran sangat sepi seperti itu.

Tiba-tiba dibalik kaca yang berembun, mina melihat pria itu datang lagi, ia mengenakan kemeja kotak dan menyandang tasnya seperti biasa. Pria itu  mendekatkan wajahnya di kaca, matanya berputar melihat sudut-sudut ruangan di dalam restoran. Mata itu terhenti ketika mata itu melihat Mina.

“Pria itu datang lagi”, bisisk Mina pada kawan laki-laki yang duduk di dekatnya. Kawannya yang sangat penasaran dengan kisah Mina selama ini segera melihat ke luar restoran, ia memberi isarat pada teman-temannya yang lain bahwa ada seseorang yang special telah datang. Teman-teman mina segera menoleh kea rah Mina, dan Mina mengangguk seakan mengerti maksud pertanyaan dalam hati kawan-kawannya.

Pria itu membuka pintu restoran dengan canggung. Lalu masuk ke dalam dengan agak ragu-ragu. Badannya basah kuyup, dan air di bajunya menetes dengan deras ke lantai restoran yang ditutup karpet bersih yang tiap hari disedot debunya menggunakan mesin.

Kawan-kawan Mina menatap pria itu dengan tidak senang, mereka berfikir seharusnya tidak ada yang berani memasuki restoran itu bila badannya basah kuyup, apalagi restoran itu kursinya berbusa  dan berkain, karpet di lantainya juga tidak boleh basah.

“Dia datang kesini Cuma demi kamu yang sebenarnya tidak suka padanya, dan biasanya Cuma memesan kopi kan?” Tanya kawan mina, mina hanya mengangkat bahunya.

Kawan Mina segera mendekati pria itu, lalu memintanya untuk datang lain kali saja, karena badannya basah kuyup.

“Ada yang ingin saya sampaikan ke Mina, saya mohon sebentar saja” pinta pria itu mengharap, teman-teman Mina yang lain segera mendekatinya juga.

“besok aja kak, masih banyak waktu” ucap teman Mina yang lain.

“Aku Cuma bisa saat ini.. minta tolong ya” jawab pria itu.

Tampaknya pria itu sama sekali tidak dipedulikan kawan-kawan Mina, mereka tetap menyuruh pria itu keluar, bahkan mulai mendorong-dorong badannya, dan seseorang malah menyeletuk bahwa Mina tidak menyukainya sama sekali.

Pria itu dengan gontai meninggalkan restoran, sesekali ia melirik menatap Mina. Tetapi tidak ada sepatah katapun yang bisa ia ucapkan pada Mina. Beberapa saat kemudian ia menghilang dalam derasnya hujan.

Sekitar setengah jam setelah itu nenek Mina berlari lari kecil mendatangi restoran tempat Mina bekerja. Ia segera memasuki restoran setelah menanggalkan mantelnya. Matanya mencari-cari ke seluruh penjuru ruangan restoran. Mina dan beberapa temannya segera mendatanginya.

“Dimana pria itu?, apa dia tidak kesini?” Tanya nenek Mina ke semua orang.

“Pria yang mana?” Tanya Mina.

“Pria memakai kemeja kotak dan membawa tas ransel.., bajunya tertinggal di rumah, nenek membawakannya” ucap nenek Mina.

“Jadi dia sampai datang ke rumah juga?” Tanya Mina tidak percaya.

“Apa maksudmu Mina?, dia itu ayahmu, waktu ibumu hamil, ayahmu itu masih berusia 13 tahun, dan ibumu 15 tahun. Beberapa hari ini ia datang ke rumah ingin menjelaskan semuanya padamu, ia selalu mampir ke rumah sebelum ke sini menemuimu.

Ayahmu dan ibumu masih terlalu muda dalam hubungan terlarang mereka, orang tuanya membawanya keluar negeri setelah kematian ibumu. Malam ini ia berangkat lagi ke luar negeri.
Tampaknya ia kesulitan untuk menjelaskan kepadamu, apalagi usia kalian sebagai ayah dan anak tidak terpaut jauh, dia juga anak yang pemalu. Kamu saat ini sangat mirip dengan wajah ibumu ketika itu.” Terang nenek Mina.

Tiba-tiba air mata berlinangan di pipi Mina, ia sangat menyesal tidak menahan pria itu malah membiarkan orang-orang mengusirnya.

Dan yang paling menyakitkan, ia sama sekali tidak berusaha mengenang wajah ayahnya itu ketika bertemu selama ini dengannya.. ia ahirnya bertemu dengan ayahnya, tetapi ia sama sekali tidak bisa mengenang wajahnya.

Yang bisa ia kenang seumur hidupnya hanyalah seorang pria yang berdiri dibalik hujan yang masuk ke dalam restoran dengan canggung sambil menggigil kedinginan, lalu diusir kawan kawannya, dan pergi sambil terus meliriknya.

“Aku mengusirnya nek… aku mengusirnya…, aku berburuk sangka nek…” ucap Mina tiada henti sambil memeluk neneknya dan menangis sesenggukan.

“nak, jangan pernah berburuk sangka kepada siapapun, sebelum kamu mengetahui dengan jelas dan yakin akan apa yang diinginkannya.

Hari ini karena berburuk sangka, kamu telah mendapat tiga azab dari Allah..

Kamu kehilangan kesempatan bertemu ayahmu, kamu akan mendapat kenangan menyedihkan pada ayahmu yang bahkan wajahnya belum bisa kamu ingat, bahkan kamu mengusirnya, dan azab terahir yang terburuk adalah kamu kehilangan kesempatan mendapatkan do’a restu darinya”.


Pria Yang Menempelkan Wajahnya Di Kaca Restoran 1


Kisah ini mengenai seorang wanita yang bernama Mina. Mina seorang wanita biasa yang bekerja disebuah restoran kecil di kotanya. Ibunya telah meninggal ketika melahirkannya, sedangkan menurut berbagai kisah, ayahnya pergi meninggalkan mereka. Mina selalu berfikir bahwa ibunya meninggal karena ayahnya meninggalkan mereka. Ia juga menjadi sangat berhati-hati dengan pria. Dan merasa sangat benci pada ayahnya.

Mina tinggal bersama dengan neneknya, ia bekerja di restoran untuk membantu membeli kebutuhan rumah tempat ia dan neneknya tinggal. Neneknya hanya mengandalkan uang pensiunan suaminya yang tidak seberapa.

Suatu hari, ketika Mina sedang sendirian di restoran dan duduk dibelakang mesin kasirnya, ia melihat seorang pria yang usianya kelihatannya tidak terpaut jauh dari usianya, menempelkan wajahnya di kaca restoran tempat ia bekerja. Pria itu mengintai dari luar, dan matanya berputar-putar melihat-lihat apa yang ada didalam restoran tersebut.

Tidak perlu waktu lama, mata pria itu tertuju padanya, cukup lama ia menatapnya, lalu menarik mukanya dari kaca. Pria itu memakai kemeja kotak sederhana, dan menyandang tas seperti seorang mahasiswa. Ia segera berjalan kea rah pintu restoran, lalu diam cuup lama didepan pintu itu sebelum ahirnya memutuskan pergi meninggalkan restoran.

Mina tidak terlalu ambil pusing dengan apa yang terjadi. Akan tetapi kejadian itu terulang lagi beberapa hari kemudian, dan dalam seminggu ia melakukan hal yang sama sampai 2 atau 3 kali. Ahirnya Mina menceritakan hal tersebut pada teman-temannya.

“Kenapa tidak kamu suruh masuk saja?, mungkin dia ragu ragu apakah restoran ini buka atau tidak, karena biasanya disiang hari restoran ini sepi” ucap teman Mina ketika itu.

Beberapa hari kemudian ketika pria itu kembali menempelkan wajahnya di kaca, Mina segera menemuinya, ia membuka pintu restoran dan memanggil pria itu sambil menjelaskan bahwa restoran buka. Pria itu menatap mina sejenak, lalu berjalan kearah pintu restoran dan masuk dengan canggung, lalu duduk di kursi dekat jendela diujung ruangan didepan tempat Mina duduk.

Pria itu hanya memesan secangkir kopi, mukanya tampak murung, ia tidak banyak bicara. Dalam beberapa waktu lamanya tidak ada obrolan sama sekali antara Mina dengan pria tersebut. Dan tampaknya sampai kapanpun tidak aka nada obrolan.

Diam diam Mina menatap wajah pria itu, Mina sungguh terkejut, pria itu sedang menangis, ia menyeka air matanya sendiri, lalu menatap ke luar jendela tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Beberapa saat kemudian ia pergi setelah membayar kopinya.

Peristiwa itu terulang dua kali pada dua hari berikutnya. Pada kedatangannya yang terhir, pria itu duduk lebih dekat dengan Mina. Beberapa kali pria itu menatap Mina hingga Mina mengira pria itu ingin memesan makanan, Mina pun segera mendekatinya untuk menanyakan kalau-kalau ia ingin memesan sesuatu.

“Mau memesan makanan mas?” Tanya Mina agak ragu, pria itu menggeleng.

“Namamu siapa?” pria itu balas bertanya.

“Mina…” jawab Mina.

Pria itu menatap Mina ingin mengucapkan sesuatu, tapi ia menahannya, Mina segera berbalik mau meninggalkan pria itu.

“Mina, boleh aku bertanya?” tiba tiba pria itu menahan Mina.

Mina segera berbalik menatapnya, “Ada apa?”

“Mina, kira-kira, bisakah wanita sepertimu mencintai pria sepertiku?” Tanya pria itu, Mina terhenyak
.
“Apa dia jatuh cinta padaku?” pikir Mina dalam hati.

“Pertanyaan itu ga mungkin bisa dijawab dengan mudah, aku takut kamu salah sangka nantinya” jawab Mina sambil tersenyum, lalu meninggalkan pria itu.

Ketika pria itu pulang, Mina menceritakan semua kejadian mengenainya dan pria itu kepada kawan-kawannya. Rata-rata kawan-kawan Mina beranggapan bahwa pria itu diam-diam telah jatuh cinta padanya.


Beberapa hari kemudian pria itu tidak kelihatan lagi di restoran tempat Mina bekerja, diam-diam mina akan tersenyum bila mengingat keanehan pria itu. Mina sama sekali tidak jatuh cinta pada pria itu, pria itu sangat aneh menurutnya.

Bersambung ke Pria Yang Menempelkan Wajahnya Di Kaca Restoran 2

Wanita Cantik Yang Mengaku Sebagai Istriku 2


“saya akan menjemput istri anda dulu, tadi dia sedang pergi membeli beberapa bahan makanan di mall” ucap sopir itu berpamitan.

“Membeli bahan makanan di mall? Ini kehidupan kelas atas” desah Ahmad dalam hati dengan dada berdegub kencang.

Ahmad terus terduduk di sofa tanpa berkata kata, pikirannya disibukkan oleh rasa ingin berterus terang atau menipu. Kalaupun ia menipu dan ketahuan, ia bisa beralasan bahwa ia lupa ingatan sehingga mau saja diajak kerumah itu.

Tapi Ahmad juga  ingin memastikan dimana pria yang menjadi suami wanita itu berada? Dan mengapa ia sangat mirip dengannya?. Ahmad yakin tidak memiliki saudara kembar, tidak ada cerita mirip sinetron atau apapun di keluarga sederhananya, dan tidak ada yang pernah disembunyikan. Ahmad memang benar-benar anak ayah dan ibunya.

Beberapa saat kemudian terdengar mobil berhenti diteras rumah, tampaknya wanita yang mengaku istrinya telah datang. Suara langkah kaki mendekati pintu rumah, terdengar suara sopir berpamitan pergi lalu suara seorang wanita mengizinkannya pergi, dada Ahmad berdegub makin kencang. Ahmad belum siap, ingin rasanya ia bersembunyi.

Tiba-tiba pintu telah dibuka, ingin rasanya Ahmad menutup mukanya, tetapi ia merasa tidak sanggup ketika telah melihat wanita itu.

Wajah itu sangat cantik, tiada bandingannya dalam dunia nyata yang pernah dilihat Ahmad. 

Wajahnya mirip artis bintang film Korea Selatan yang dulu sering ditonton teman-temannya, film itu judulnya Full House, dan wanita itu mirip Sung Hye Kyo yang berperan sebagai Han Ji Eun. 
Sayangnya ia tidak berhijab, dimana Ahmad selalu mendambakan wanita berhijab sebagai istrinya.

“Suamiku…” ucap wanita itu dengan lembut sambil menatap Ahmad dengan mata berkaca kaca. Suaranya seperti nyanyian yang melenakan ditelinga, dan wajahnya seperti khamr  yang memabukkan, hampir hampir Ahmad pingsan mendengarnya.

“Ahmad… kenapa kamu diam?” tanyanya pada Ahmad, Ahmad terhenyak, “namaku memanglah Ahmad, mungkinkah semua yang kurasakan sebelum kecelakaan yang menimpaku hanya mimpi? Dan ini yang sesungguhnya?”.

“setelah kecelakaan itu aku selalu mencarimu, jasadmu belum ditemukan jadi aku yakin kamu masih hidup. Kamu pergi dengan amarah sebelum mobilmu mengalami kecelakaan, aku yakin kamu kabur dari aku, sehingga meski jasadmu belum ditemukan, kamu tidak mau kembali ke rumah..” ucap wanita itu lagi.

Kali ini Ahmad mulai menebak apa yang sebenarnya terjadi, suaminya yang sebenarnya mungkin mengalami kecelakaan dan meninggal atau mungkin masih hidup tapi tak mau kembali. Ini artinya kalau Ahmad mau, selamanya ia bisa menggantikan suaminya. Tapi kenapa namanya juga sama dengan nama Ahmad? Begitu juga wajahnya?. Ahmad masih diam tak tahu harus menjawab apa.

Wanita cantik itu masih terus berdiri didepannya dan menatapnya, ia menunggu jawaban dari Ahmad. Ini adalah saat terpenting baginya untuk memutuskan masa depannya, apakah meninggalkan masa lalunya dan menggantinya dengan sesuatu didepan matanya saat ini?, atau tetap menganggap masa lalunya itu ada dan masa depan didepan matanya adalah sesuatu yang palsu?.

Tiba-tiba Ahmad teringat dengan ibunya yang mungkin saat ini sedang bersusah payah berjualan di pasar di bawah terik matahari, dan bapaknya yang mungkin sedang mencangkul di ladang orang sambil menyeka keringatnya. Rasanya ia tidak bisa menghianati  mereka, dan juga ajaran-ajaran mereka selama ini mengenai kejujuran. Tiba-tiba Ahmad beristighfar kepada Allah.

“Maaf mba, saya memang Ahmad, tapi saya bukan suami anda, saya juga orang yang miskin dan tidak pernah menikmati tempat tinggal semewah ini, membayangkannya juga tidak berani.

Untuk istri, saya juga belum pernah menikah, tapi saya selalu membayangkan wanita muslimah biasa dengan jilbab yang sederhana adalah wanita yang akan menjadi istri saya. Untuk wanita seperti anda, saya membayangkannya saja juga tidak berani..”

Wanita itu menatap Ahmad dengan diam, ada ekpresi keterkejutan di wajahnya, “apa dia mengira aku berpura-pura sebagai orang lain?” piker Ahmad.

Tiba-tiba seorang pria keluar dari sebuah ruangan di rumah itu, ia adalah guru Ahmad di majlis ta’lim, ia menggandeng kedua orang tua Ahmad.

“Ahmad, wanita ini adalah seorang Muallaf yang baru saja masuk Agama Islam, namanya Susan, usianya sama dengan usiamu, dia datang kepadamu dan meminta dicarikan seorang laki-laki yang mampu membimbingnya dalam Agama Islam.

Selain itu, ia menginginkan laki-laki yang Qona’ah dan pandai bersukur, amanah dan jujur, dan tidak mudah tergiur dengan dunia. Karena dia tahu bahwa urusan duniawi terutama harta, tahta, wanita, bisa menyebabkan seseorang tidak setia lagi pada istrinya, keluarganya, bahkan menghianati agama dan Tuhannya.

Aku menawarkanmu nak, karena menurutku kamu yang paling sesuai dengan semua kriteria yang diminta Susan. Dan dia diam-diam telah mengamatimu, dan tahu bahwa kamu orang yang jujur, amanah, pandai dalam ilmu agama serta mampu membimbingnya dalam Islam.

Tetapi dia belum memiliki bukti bahwa kamu orang yang tidak akan tergiur dengan pangkat, harta, dan wanita. Karena semua fitnah dunia bisa menghancurkan semua yang lainnya. Tiba-tiba secara kebetulan kamu ditimpa kecelakaan. Kami juga sudah tahu menurut keterangan dokter kamu tidak mengalami gegar otak atau masalah apapun dengan ingatanmu. Lalu kami merencanakan semua hal yang kamu alami saat ini untuk mengujimu.

Kami sempat takut kamu tidak akan lolos ujian ini ketika kamu tidak segera mengakui siapa sebenarnya kamu di rumah sakit, dan juga ketika sampai disini. Bahkan kamu masih terdiam ketika melihat Susan ini datang.

Tetapi saat ini kami sudah lega, ternyata aku menawarkan orang yang paling tepat menurut kriteria laki-laki yang diinginkan Susan.”

Ahmad langsung berdiri, ia mendatangi gurunya dan mencium tangannya, lalu memeluk kedua orang tuanya. Ia merasa bersyukur ahirnya telah berani berkata jujur dan meninggalkan nafsu dunia yang sempat membelenggunya. Sehingga ahirnya ia malah mendapatkan semua yang tadinya kepalsuan menjadi kenyataan.

Manusia kadang mengorbankan akal sehat dan keimanannya ketika melihat peluang untuk memperoleh suatu kekayaan atau apapun itu, tanpa menyadari bahwa bila ia tetap memegang prinsip kebenaran, bisa jadi ia akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari  itu dan tanpa kepalsuan di dalamnya.

Seperti kisah orang yang menemukan dompet berisi uang satu juta, ia tidak sadar ada cek bernilai 300 juta didalam dompet dan memilih mengambil uang satu juta itu dan membuang dompet tersebut. Padahal tidak lama setelah itu ada orang yang memungut dompet tersebut dan mengembalikan pada yang punya, ketika itu yang punya dompet telah bersumpah akan memberikan uang 10% dari cek yang tersimpan di dompet, sekaligus uang satu juta itu.


Wanita Cantik Yang Mengaku Sebagai Istriku 1


Ahmad terbangun dengan terkejut pada siang hari itu. Ahmad berada disebuah kamar yang bersih dan serba putih. Sebuah ranjang yang bisa diatur sandarannya menjadi tempatnya berbaring. Beberapa suster cantik menemaninya diruangan tersebut.

Ahmad berada di sebuah rumah sakit, tapi bukan hal itu yang membuatnya terkejut, karena ia masih ingat sebuah mobil box menyerempet motornya sebelum motornya oleng kesisi lain jalan dan kembali diserempet oleh sebuah sedan yang melaju dengan kencang. Jadi sudah selayaknya ia berada di rumah sakit. Itulah mengapa ia tidak terkejut kalau saat ini ia berada di rumah sakit.

Yang membuatnya terkejut adalah kenapa ia bisa berada diruangan VVIP sebuah rumah sakit yang pastinya akan menelan biaya sangat mahal. Ia masih ingat, sebuah kamar kelas atas di rumah sakit tarifnya bisa sampai jutaan perhari. Ruangan ini memiliki ruang tamu, kulkas, tv, dan beberapa fasilitas yang sangat mewah. Siapa yang akan menjamin semua biayanya?.

Ahmad teringat dengan ibunya yang pontang panting berjualan sayuran di desa, ayahnya yang Cuma pekerja serabutan, dan ia sendiri untuk biaya kuliahnya harus memutar otak mencari penghasilan tambahan, dan tinggal di masjid dekat kampus sebagai ta’mir masjid sehingga tidak perlu bayar kos.

“Suster, adakah yang sudah menghubungi keluargaku” tanyanya ragu-ragu pada suster yang menemaninya. Mungkin ada yang menemukan hp.nya lalu menemukan no tlp saudaranya di hp tersebut dan menghubunginya. Orang tua Ahmad tidak memiliki hp atau telpon rumah yang bisa dihubungi, tapi di hpnya ada no pamannya.

Suster itu mengangguk, Ahmad menjadi lega, berarti ada saudaranya yang berani menjaminnya untuk menginap di ruangan mewah itu. Tapi tiba-tiba Ahmad tersadar, semua saudaranya miskin, siapa yang berani memesankan kamar itu?.

“Suster, siapa keluargaku yang telah dihubungi?” Tanya Ahmad agak kebingungan.

“Istri anda sendiri yang datang langsung kesini, saya kurang tahu siapa yang menghubunginya, dia yang telah memesan kamar ini. Orang kaya seperti anda dan istri anda memang layak berada di kamar yang mewah ini” jawab suster itu.

Ahmad terhenyak, Ahmad tidak pernah berpacaran apalagi menikah. Wajahnya memang tidak terlalu buruk, tapi juga tidak ganteng, ia juga  lebih sibuk dengan belajar di kampus dan mengurus Masjid, majlis ta’lim, dan lainnya. Ahmad juga tidak pernah punya sisa uang untuk jalan-jalan, Ahmad selalu berfikir bahwa tidak ada seorangpun wanita yang mau dengannya.

“Istri…. Ku…?” ucap Ahmad terbata-bata.

Suster itu menghela nafas sejenak. Ia menatap Ahmad dengan sungguh-sungguh.

“saya sudah tahu kisah anda, istri anda yang bercerita. Anda harus menghargai cintanya yang tulus pada anda, istri anda juga sangat cantik, anda tidak akan bisa dengan mudah menemukan wanita seperti itu di dunia.

Seorang wanita yang cantik, kaya, dan memiliki cinta yang sangat tulus kepada anda…”

Ahmad kembali terhenyak, “sekarang dia dimana?” tanyanya dengan cepat.

“katanya anda mungkin belum siap bertemu dengannya, jadi dia meninggalkan anda disini sendiri. Tapi dia menunggu anda dirumah, supir pribadi keluarga anda yang akan akan menjemput anda” jawab suster tersebut.

“Atau anda ingin saya telponkan keluarga anda sendiri? Tadi saya menemukan no kontak yang dinamai paman di h panda. Itu pasti paman anda” ucap suster itu lagi.

Ahmad terhenyak. Beberapa pikiran buruk mulai menggelayuti kepalanya. “jangan biarkan keluargaku tahu semua ini dan merusak segalanya. Pasti ada sesuatu yang terjadi, sepertinya aku bisa menjadi orang yang baru, mungkin aku juga bisa berpura-pura lupa ingatan”.

Ahmad dengan perlahan meminta hpnya dari suster tersebut, lalu diam-diam menghapus semua no hp saudaranya disana.

“lebih baik mereka tidak ada yang tahu suster..” ucapnya pada suster tersebut. Suster itu hanya mengangguk.

Malam itu berbagai pikiran bergelayut dikepala Ahmad. Hatinya mendesaknya untuk segera mengatakan kepada semua orang bahwa mereka mungkin telah salah orang. Akan tetapi sebuah pikiran aneh dan rasa penasaran selalu membuatnya bungkam.

Esoknya Ahmad benar-benar dijemput oleh seorang supir. Mereka mengendarai sebuah Pagero Sport yang pastinya berharga mahal. Sopir itu bercerita bahwa mobil itu miliknya dan sudah lama terparkir di garasi tidak terpakai.

Beberapa saat kemudian mereka memasuki halaman rumah besar dan mewah berlantai dua. Supir itu membukakan pintu mobil dan mempersilakan Ahmad masuk ke dalam rumah. Ahmad terhenyak menatap ruangan demi ruangan didalam rumah tersebut yang besar dan dipenuhi perabot-perabot mewah bernilai ratusan juta.


Sebuah foto besar tersandar didinding, foto seorang pria yang mirip dengannya dan seorang wanita yang sangat cantik, sangat cantik bahkan sekali lirik mungkin Ahmad tidak akan berani mengharapkan cinta dari wanita seperti itu, karena terlalu cantik untuk pria sepertinya.

Bersambung ke Wanita Cantik Yang Mengaku Sebagai Istriku 2
Suplier Dagangan Solo. Diberdayakan oleh Blogger.
JIM Smart BBM ukuran 300 x 250
Si Tukang Tidur Main Adsense 160x60