Home » » AHOKERS MENGINGATKAN ZAMAN PKI MEMBUAT AHOK DIBENCI

AHOKERS MENGINGATKAN ZAMAN PKI MEMBUAT AHOK DIBENCI





Ummat Islam yang sering membuka berita secara online saat ini mulai menyadari satu hal, hampir semua media besar saat ini dikuasai oleh kekuatan sekuler dan anti Islam. 

Media berita yang baru bermunculan di Indonesia juga terbagi tiga, media pro Islam, Media sekuler, dan media yang ingin menjatuhkan Islam. Disini media secular dan anti Islam sering berada di satu jalur untuk menjatuhkan Islam. 

Cirri-ciri media secular, ia selalu menggiring opini agar umat Islam tidak terlalu “radikal” (menurut versi mereka) dengan cara mendiamkan segala sesuatu yang merugikan Ummat, mengajak Ummat Islam menerima pemimpin meski bukan dari golongan Islam, mengajarkan pluralisme berlebihan, dan mengagungkan tokoh-tokoh Islam yang pluralis.

Sedangkan Cirri cirri media anti Islam, ia berusaha menggiring opini pembacanya agar memiliki pandangan miring dan buruk kepada Ummat Islam dan Ajarannya. Pada ahirnya pandangan miring ini membuat Ummat Islam yang awam akan malu dengan identitas keislamannya dan bahkan meragukan agamanya sendiri. Cirri khas dari media seperti ini selalu mengambil sisi negative dari sebuah kejadian yang melibatkan Ummat Islam.

Contoh untuk membedakan 3 media diatas adalah pada kasus demo 4 November di Jakarta kemarin. Media Islam secara tegas mengatakan bahwa pemicu kerusuhan bukan dari peserta demo sesuai fakta yang disampaikan kepolisian, selain itu media Islam lebih banyak memberitakan jumlahnya peserta demo, dan tuntutan-tuntutan yang diinginkan oleh peserta demo dan keterangan Ulama’ ulama’ Islam kenapa demo tersebut bisa terjadi.

Media sekuler cenderung memberitakan tokoh-tokoh yang mengajak agar masarakat tidak mudah terprovokasi. Memberitakan ajakan untuk “bela Negara”, bela keutuhan bangsa, selain itu media ini akan menampilkan tokoh-tokoh yang pluralis maupun liberal untuk menenangkan masa Islam dan berusaha membuat umat Islam berhenti dari gejolak amarahnya.

Sedangkan media anti Islam tidak akan menampilkan jumlah pendemo, umpamapun ditampilkan, mereka akan memutarbalikkan fakta jumlah pendemo yang jutaan menjadi puluhan ribu orang saja, berita terbesar yang mereka bahas adalah “ummat Islam beringas, merusak taman, memukuli polisi, dan lainnya.” Bahkan ketika media Islam menampilkan berita banyak pedagang yang merasa diuntungkan karena demo kemarin sehingga makanan yang dijual laris manis, maka media anti Islam dengan cepat member reaksi dengan berita “demo merugikan pedagang”.

Bahkan ketika media yang cenderung dekat dengan Islam memberitakan para anggota demo membantu membersihkan sampah waktu demo terjadi maupun setelahnya, mereka membuat berita yang cukup menyakitkan : “ sampah demo 4 november berjumlah puluhan ton, atau berita dinas kebersihan Jakarta susah payah membersihkan sampah seharian”.

Tetapi yang paling unik adalah, media anti Islam selalu diikuti oleh para ahokers pendukung ahok. Mereka seperti dikoordinasi untuk memberikan komentar komentar dibawah setiap berita dari media online anti Islam itu dengan dukungan-dukungannya.

Ketika sebuah berita bercerita tentang sindiran ahok (dengan cara penyampaian berita seakan-akan ahok sangat hebat) kepada Amin Rais, atau tokoh lainnya, maka para buzzer ahok dengan cara seperti PKI akan mencaci maki tokoh-tokoh yang padahal selama ini sangat dihormati, seperti Amin Rais disebut pikun dan dibuang kelaut aja, MUI dianggap provokator, bahkan para buzzer ahok sering menyebut dan menyindir Nabi Muhammad sebagai “Mamat atau ahmad turunan onta Arab”.

Sebenarnya Ahok tidaklah dibenci, akan tetapi Sikap para Ahokers dan media pendukungnya yang buruk tersebutlah yang sebenarnya membuat Ahok ditakuti bila sampai jadi pemimpin. Apalagi dengan menjadi gubernur Jakarta, hal itu bisa memuluskannya untuk disandingkan dengan Jokowi pada pemilu presiden yang akan datang, sedangkan Ummat Islam sebagiannya terlanjur menyamakan sikap ahok dengan tingkah laku para ahoker yang dianggap seperti pasukan hantu di Media sosial.

Secara unik media anti Islam ratingnya juga selalu tinggi, dan selalu terbaca oleh Ummat Islam karena berada diurutan urutan tertinggi mesin pencari google. Sehingga menjadi bacaan yang tak terelakkan. Ummat Islam yang merasa tidak terwakili beritanya, dan tokoh-tokohnya selalu dihujat dan dihina para pendukung ahok di media-media online tersebut menjadi resah dan memndam kebencian dan amarah.

Pembunuhan karakter tokoh-tokoh Islam yang dihormati seperti Amin Rais, Habib Rizieq, Yusuf Mansur, Ulama’-Ulama’ Mui dengan cara dihujat dan dihina dengan cara yang seperti dikoordinasi dalam komentar-komentar media berita tertentu mengingatkan Ummat Islam pada masa PKI menjadi partai besar di Indonesia. Saat itu begitu mudahnya mereka menghina para Ulama’ bahkan menyerangnya secara frontal.

Yang lebih disayangkan adalah, kemunculan media-media berita baru pro ahok, dan anti Islam yang menjamur tidak dibarengi dengan media yang Pro Islam. Bahkan banyak media Islam saat ini ditutup aksesnya oleh pemerintah karena dianggap menyebarkan ide terorisme maupun kekerasan. Hal ini membuat Ummat Islam merasa tidak terwakili lagi oleh media dan pemerintah serta merasa harus turun sendiri ke jalan dan berdemo.

Kekerasan dan pengusiran terhadap para wartawan juga menguatkan dugaan ini.

1 komentar:


  1. Pengakuan Kisah Nyata Ibu Ratnawati



    Tanpa Rekayasa Cerita Ini Benar Adanya.



    Assalamualaikum Wr, Wb.

    sebelumnya saya minta maaf apabilah tulisan yang saya posting ini menyinggung hati para pecinta dunia maya, namun apa yang saya tulis ini bukanlah tapi kisah nyata yang saya alami dan rasakan saat ini,

    sebelum saya melanjutkan cerita ini perkenalkan nama lengkap saya Ibu Ratnawati Usia 44 tahun tinggal di Pohuwato propinsi Gorontalo, kisah saya mulai ketika saya dan suami membuka usaha pengepul rumput laut di daerah kami awalnya usaha kami sangat maju pesat dan ekonomi kami boleh di katakan sudah berkecukupan karna usaha yang mulai maju pesat itu akhirnya saya dana suami sepakat untuk membesarkan usaha kami dengan meminjam modal di dengan jaminan surat tanah dan rumah kami, saya dan suami mendapat pinjaman dari bank sebesar 1 Milyar kami pun memakai uang itu untuk mengepul semua hasil rumput laut di gorontalo, namun nasip berkata lain bukannya keuntungan yang kami dapat tapi malah musibah gudang tempat penyimpanan yang bersampingan dengan rumah kami ludes terbakar api semuanya musnah tanpa sisa barang uang perhiasan pun habis, saat itulah kami terpuruk dan jatuh miskin, keputusasaan melanda kami dan pada akhirnya saya dan suami memutuskan mencari jalan instan minta pesugihan pada awal maret kami berkunjung ke tanah jawa menjumpai seorang dukun di kota malang berbagai ritual sudah kami jalani tapi hasilnya nol. uang kami habis tapi kami tidak dapat apa-apa, lalu kami cari ke tempt lain dan kami bertemu dengan K.H. Abah Manzur, setelah kami mendengarkan penjelasan beliu awalnya kami sedikit ragu akan berhasil karna cara beliu ritual tidak pakai bahan apapun cuma pakai uang yg kami sisahkan itu, setelah menunggu 5jam lamanya allhamdulillah, mata saya tertujuh pada karung yg didalamnya penuh dengan uang pecahan 100 ribu, kemudian pak kyai memanggil kami dan menyampaikan itu uang anda ambillah "kata beliu" dengan sujud syukur kami mencium kaki beliu sambil menangis bahagia, lalu ke esokan harinya kami pulang ke gorontalo untuk meritis usaha lagi, berkat bantuan dana gaib 3 milyar dari abah manzur kini hidup kami sdh lebih baik dari sebelumnya, kepada saudaraku yang ingin mengubah nasib jangan pikir pikir lagi segeralah minta pertolongan beliu insyaallah beliu akan membantu kesusahan anda.

    Sedikit saya tambahkan bahwa ritual pesugihan abah tanpa tumbal dan resiko apapu di jamin aman dunia akhirat,



    Jika ingin merubah nasib segerah hubungi kyai abah manzur di nomor tlp 0853~2048~9499

    BalasHapus

Suplier Dagangan Solo. Diberdayakan oleh Blogger.
JIM Smart BBM ukuran 300 x 250
Si Tukang Tidur Main Adsense 160x60